JAKARTA - Dalam langkah strategis yang bertujuan untuk memperkuat fokus bisnisnya dan memperluas kemitraan, Shell mengumumkan rencana divestasi untuk menjual kilang minyak yang dikelola oleh unit usaha Shell Singapore Pte (SECP). Divestasi ini diproyeksikan akan selesai pada kuartal pertama tahun 2025. Pembeli potensial dalam transaksi ini adalah konsorsium CAPGC Pte. Ltd., usaha patungan antara PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. (TPIA) dan Glencore, di mana Chandra Asri memegang kendali mayoritas sebesar 80% saham, sementara Glencore memiliki sisanya.
Juru bicara Shell menyampaikan bahwa saat ini mereka sedang menunggu persetujuan dari otoritas Singapura untuk mengesahkan proses divestasi yang telah mencapai tahap akhir. “Dengan tunduk pada persetujuan regulasi, transaksi ini diharapkan akan selesai pada kuartal pertama tahun 2025,” ujar juru bicara Shell kepada Bisnis, Rabu 5 Februari 2025.
Langkah strategis ini sejalan dengan upaya Shell untuk mengoptimalisasi portofolio dan alokasi sumber daya mereka ke proyek energi rendah karbon. Divestasi ini tidak hanya berguna bagi Shell, tetapi juga membawa keuntungan signifikan bagi Chandra Asri. Sebelumnya, CAPGC telah menyetujui pembelian Shell Energy and Chemicals Park Singapore, yang meliputi kilang minyak dengan kapasitas pemrosesan harian sebesar 237.000 barel dan ethylene cracker berkapasitas 1,1 juta metrik ton per tahun.
Pendanaan untuk Akuisisi
Anak perusahaan CAPGC, Aster Chemicals & Energy, sebelumnya sedang dalam tahap penjajakan pembiayaan sindikasi berkelanjutan atau kredit hijau senilai US$1 miliar. Berdasarkan laporan dari Bloomberg, pinjaman tersebut akan dikelola oleh DBS Bank Ltd. dan Oversea-Chinese Banking Corp. dengan tenor rata-rata 6,3 tahun serta bunga sebesar 188 basis poin di atas suku bunga pendanaan semalam (SOFR).
Chrysanthi Tarigan, Head of Corporate Communications TPIA, menuturkan bahwa persiapan pendanaan ini adalah bagian dari strategi investasi berkelanjutan perseroan. “Langkah ini sejalan dengan persiapan kami untuk berinvestasi dalam belanja modal untuk rejuvenasi dan transisi setelah penyelesaian [akuisisi],” ungkap Chrysanthi saat dikonfirmasi Bisnis, Senin (3/2/2025).
Dampak Akuisisi
Akuisisi kilang minyak SECP oleh Chandra Asri adalah langkah besar yang diprediksi akan menggenjot pendapatan perusahaan hingga lima kali lipat dalam periode 2025 hingga 2026. Dalam konteks kapasitas produksi, TPIA memproyeksikan peningkatan yang signifikan setelah akuisisi ini tercatat dalam laporan keuangan mereka. Output dari kilang minyak dan petrokimia TPIA diharapkan melonjak dari 4,23 juta ton menjadi 8,5 juta ton pada tahun 2025.
Kontribusi utama terhadap kenaikan produksi ini berasal dari berbagai produk, termasuk bitumen, gasoil, gasoline, dan bahan bakar lainnya. Selain itu, Chrysanthi menambahkan, “Kami tengah mengevaluasi opsi keuangan strategis untuk mendukung pertumbuhan jangka panjang, mendorong inovasi, dan memastikan nilai berkelanjutan bagi para pemangku kepentingan di Aster Chemicals and Energy.”
Kesepakatan ini mencerminkan keseriusan Chandra Asri dalam berekspansi di pasar global sekaligus meningkatkan kapasitas dan keunggulan kompetitifnya di industri petrokimia. Dengan persetujuan regulasi yang tinggal menunggu waktu, transaksi ini diharapkan akan berjalan lancar dan membawa dampak positif yang signifikan bagi seluruh pihak terkait.
Sejalan dengan itu, langkah Shell untuk berfokus pada energi terbarukan dan rendah karbon memberikan sinyal positif bagi lingkungan usaha global yang semakin berorientasi kepada keberlanjutan dan efisiensi lingkungan.
Berita ini secara signifikan mencerminkan dinamika industri energi global, dengan perusahaan-perusahaan besar seperti Shell dan Chandra Asri terus melakukan optimalisasi aset dan eksplorasi peluang strategis dalam sektor energi dan petrokimia.