JAKARTA - Pada perdagangan yang berlangsung 7 Februari 2025, saham dari PT Dian Swastika Sentosa Tbk (DSSA), perusahaan milik Grup Sinar Mas, mengalami penurunan drastis sebesar 17,86% menjadi Rp 39.450 per saham. Meskipun mengalami penurunan, saham ini telah menarik minat beberapa investor untuk melakukan pembelian terhadap saham yang tengah merosot. Hal ini terlihat dari transaksi saham DSSA yang mencapai 1,81 juta lembar dengan frekuensi 1.393 kali dan nilai transaksi senilai Rp 77,38 miliar.
Salah satu broker yang aktif membeli saham DSSA adalah Maybank Sekuritas Indonesia yang tercatat melakukan pembelian bersih (net buy) sebesar Rp 15 miliar. Selain itu, investor asing turut mencatatkan net buy dengan nilai mencapai Rp 5,66 miliar dan nilai transaksi pembelian keseluruhan mencapai Rp 33,5 miliar. Keadaan ini mengindikasikan bahwa meskipun harga saham tengah menurun, masih ada kepercayaan investor terhadap potensi pemulihan nilai saham DSSA di masa mendatang.
Sejak perdagangan 4 hingga 7 Februari, saham PT Dian Swastika Sentosa Tbk mengalami penurunan setelah pada awal Februari atau tepatnya tanggal 3, saham ini sempat mencapai harga tertinggi di Rp 49.725. Situasi ini membuat saham DSSA terus mengalir deras di lantai bursa dengan kondisi yang memerah. Kendati demikian, fenomena "serok" atau pembelian ketika harga saham anjlok, menunjukkan adanya harapan potensi kenaikan harga di masa yang akan datang bagi para investor yang memanfaatkan momen ini untuk investasi.
Di tengah penurunan harga saham, terdapat perkembangan dari sisi pendanaan perusahaan. PT Dian Swastika Sentosa Tbk baru saja menandatangani perjanjian fasilitas kredit dengan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) atau BNI dengan jumlah maksimal mencapai Rp 1 triliun. Dana ini akan dijamin dengan menggunakan aset perseroan dan rencananya akan dialokasikan untuk mendukung kebutuhan operasional serta pengembangan entitas anak perusahaan.
“Fasilitas kredit ini rencananya akan digunakan untuk membiayai keperluan umum, termasuk operasional dan pengembangan entitas anak perseroan,” ungkap Direktur DSSA, Hermawan Tarjono, dalam keterbukaan informasi kepada publik pada Jumat, 7 Februari 2025. Pernyataan ini menunjukkan komitmen perusahaan untuk meningkatkan efisiensi dan pengembangan yang lebih lanjut pada sektor usahanya.
Perjanjian kredit dengan BNI ini menandakan langkah strategis DSSA untuk memperkuat fondasi finansialnya, terutama untuk menghadapi tantangan pasar dan kondisi ekonomi yang dinamis. Dengan injeksi dana tersebut, pihak manajemen berharap dapat menjalankan berbagai proyek yang sebelumnya telah direncanakan lebih cepat, sekaligus meningkatkan daya saing perusahaan dalam industrinya.
Informasi terkait anjloknya harga saham DSSA ini juga dapat mempengaruhi psikologi pasar terutama bagi investor yang berfokus pada strategi jangka pendek. Bagi sebagian investor, momen ini justru dipandang sebagai kesempatan untuk masuk ke dalam saham DSSA dengan harga yang lebih terjangkau, sembari mempertimbangkan potensi keberlanjutan dan stabilitas DSSA ke depan, didukung oleh pendanaan baru serta langkah-langkah strategis perusahaan.
Dengan demikian, fluktuasi yang terjadi pada saham PT Dian Swastika Sentosa Tbk menjadi perhatian utama bagi para investor dan analis pasar. Ke depan, akan menarik untuk melihat bagaimana perusahaan ini mengimplementasikan penggunaan dana kredit dari BNI dan dampaknya terhadap kinerja operasional serta nilai saham DSSA, yang diharapkan akan membaik seiring dengan pulihnya kondisi ekonomi dan kepercayaan investor.