Indonesia Perkuat Kepemimpinan Global Lewat Transisi Energi Panas Bumi

Kamis, 18 September 2025 | 15:07:16 WIB
Indonesia Perkuat Kepemimpinan Global Lewat Transisi Energi Panas Bumi

JAKARTA - Gelaran The 11th Indonesia International Geothermal Convention & Exhibition (IIGCE) 2025 yang berlangsung di Jakarta International Convention Center (JICC) menjadi panggung penting bagi Indonesia dalam menunjukkan keseriusan menuju kepemimpinan global di sektor energi bersih, khususnya panas bumi

Acara yang dibuka langsung oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia ini dipandang sebagai momentum strategis memperkuat posisi Indonesia dalam peta transisi energi dunia.

Bahlil menekankan bahwa forum ini bukan sekadar acara rutin, melainkan simbol nyata dari komitmen Indonesia pada agenda global pengurangan emisi. Ia mengaitkan hal ini dengan Paris Agreement atau Perjanjian Paris, yang menjadi kesepakatan internasional dalam mencapai target net zero emission (NZE).

“Kita hidup tidak hanya untuk kita saja, tetapi juga untuk anak cucu kita, karena itu, saya pikir bahwa setiap negara, setiap pemerintahan pasti akan melakukan optimalisasi terhadap seluruh potensi yang dimiliki, sekali pun kita tahu bahwa kondisi ekonomi global sekarang tidak menentu,” ujar Bahlil dalam sambutannya di JCC, Jakarta, Rabu (17 September 2025).

Komitmen Kolaborasi dan Target Energi Terbarukan

Dalam paparannya, Bahlil menggarisbawahi bahwa Indonesia terbuka untuk berkolaborasi dengan negara sahabat dalam pengembangan energi baru terbarukan (EBT). Ia menegaskan kerja sama lintas batas diperlukan agar manfaat energi bersih bisa dirasakan secara lebih luas.

Pemerintah sendiri telah menargetkan pengembangan kapasitas EBT sebesar 42,6 gigawatt (GW) melalui Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034. Dari target itu, panas bumi menjadi salah satu penopang utama.

“Indonesia terbuka untuk berbagi pengalaman, teknologi, dan praktik terbaik dengan negara-negara sahabat. Mari kita bersama memimpin revolusi energi bersih, demi ekonomi yang tangguh dan warisan berkelanjutan bagi generasi mendatang,” tambah Bahlil.

Geotermal, Fondasi Transisi Energi Nasional

IIGCE 2025 hadir dengan tema “Fostering Collaboration for a Green Economy in Indonesia: The Role of Geothermal Energy in Sustainable Growth”, yang digelar oleh Asosiasi Panas Bumi Indonesia (API). Tema ini menggarisbawahi pentingnya kolaborasi sebagai jalan menuju pertumbuhan ekonomi hijau dan berkelanjutan.

Ketua Umum API Julfi Hadi menegaskan, panas bumi memiliki karakteristik unik sebagai energi terbarukan yang bisa diandalkan tanpa henti.

“Panas bumi adalah satu-satunya energi terbarukan yang bisa beroperasi 24 jam secara stabil dengan faktor kapasitas di atas 90%. Karakteristik ini menjadikan panas bumi fondasi ideal untuk sistem energi bersih tangguh dan berkelanjutan,” ungkap Julfi.

Ia menambahkan, energi panas bumi bukan sekadar komoditas teknis, melainkan bagian strategis dari Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, yakni kemandirian energi.

“Lebih dari itu, panas bumi merupakan tulang punggung transisi energi Indonesia sekaligus pilar menuju swasembada energi,” lanjut Julfi.

Forum Internasional dan Investasi Besar

IIGCE 2025 menghadirkan lebih dari 15 pembicara internasional, mulai dari CEO perusahaan global, menteri energi berbagai negara, hingga akademisi terkemuka. Pameran ini juga diikuti oleh 150 perusahaan internasional, memperlihatkan besarnya minat global terhadap potensi geotermal Indonesia.

Tak hanya itu, forum ini membuka peluang investasi dengan potensi transaksi hingga US$ 2 miliar. Sejumlah agenda penting turut digelar, termasuk peluncuran lima proyek strategis nasional di sektor geotermal.

Dari sisi manfaat ekonomi, acara ini diproyeksikan mampu menciptakan 50.000 lapangan kerja langsung maupun tidak langsung hingga 2030. Di saat yang sama, Indonesia juga berpotensi menghemat devisa sekitar US$ 3,2 miliar per tahun, berkat berkurangnya impor bahan bakar fosil.

Pusat Riset Geotermal Asia-Pasifik

Momentum IIGCE 2025 semakin penting karena dihadiri delegasi dari 22 negara. Kehadiran mereka menegaskan posisi Indonesia sebagai hub utama kebijakan dan teknologi geotermal dunia.

Salah satu terobosan signifikan yang diumumkan adalah peluncuran Indonesia Geothermal Excellence Center. Pusat riset dan pengembangan ini diproyeksikan menjadi laboratorium inovasi energi panas bumi di kawasan Asia-Pasifik, menghubungkan peneliti, pemerintah, serta sektor swasta.

Menatap Masa Depan Energi Bersih

Indonesia saat ini berada di titik krusial dalam upaya diversifikasi energi. Sumber daya panas bumi yang besar—diperkirakan sekitar 23,7 GW potensi cadangan—menjadi modal penting untuk menjawab tantangan global krisis iklim sekaligus memastikan ketahanan energi nasional.

Gelaran IIGCE 2025 bukan hanya forum diskusi, melainkan arena konkret untuk menjalin kesepakatan, memperkuat investasi, serta menegaskan posisi Indonesia sebagai motor penggerak energi terbarukan dunia.

Dengan strategi yang tepat, dukungan kebijakan pemerintah, dan keterlibatan aktif sektor swasta, Indonesia memiliki peluang besar untuk memimpin transisi energi global.

Sebagaimana ditegaskan Bahlil, perjalanan menuju ekonomi rendah karbon membutuhkan sinergi lintas negara dan lintas generasi. Visi ini bukan hanya soal menjaga keberlanjutan lingkungan, tetapi juga memastikan warisan energi bersih bagi generasi mendatang.

Terkini