JAKARTA - Antusiasme masyarakat Sulawesi Utara (Sulut) untuk menunaikan ibadah haji terus meningkat. Hal ini terlihat dari tingginya jumlah pendaftar calon jamaah haji (CJH) untuk musim haji 2026 yang sudah mencapai sekitar 80 persen dari total kuota yang ditetapkan Kementerian Agama (Kemenag).
Kepala Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kanwil Kemenag Provinsi Sulut, Wahyuddin Ukoli, menyampaikan bahwa dari total kuota sebanyak 713 jamaah, mayoritas sudah terisi.
“Sampai saat ini data CJH asal Sulut untuk tahun 2026 sudah sekitar 80 persen dari kuota sebanyak 713 CJH,” kata Wahyudin dalam keterangan tertulis yang diterima di Manado, Kamis.
Menurutnya, sisa sekitar 20 persen kuota masih dalam tahap pendataan. Beberapa calon jamaah masih sulit dihubungi sehingga nama mereka belum tercatat secara resmi. Meski begitu, Wahyuddin optimistis kuota penuh akan tercapai.
“Namun kami pastikan kuota yang ditetapkan untuk Sulut akan terisi penuh,” tegasnya.
Proses Administrasi Mulai Berjalan
Seiring dengan meningkatnya jumlah pendaftar, calon jamaah haji asal Sulut kini mulai melengkapi berbagai persyaratan administratif. Salah satunya adalah pengurusan paspor dan perekaman biometrik yang menjadi syarat mutlak dari Pemerintah Arab Saudi.
“Proses biometrik wajib bagi calon jamaah haji untuk melakukan perekaman data fisik unik seperti sidik jari dan foto wajah, yang kemudian digunakan untuk memproses penerbitan visa haji oleh Pemerintah Arab Saudi,” jelas Wahyuddin.
Tahapan biometrik ini dianggap penting karena berfungsi untuk memverifikasi identitas jamaah sekaligus memperlancar mobilitas mereka saat keluar masuk bandara di Arab Saudi.
Dengan adanya sistem biometrik, jamaah tidak hanya terjamin dari sisi keamanan data, tetapi juga lebih mudah dalam melalui proses imigrasi, baik saat keberangkatan maupun kepulangan.
Komitmen Kemenag Dampingi Jamaah
Kemenag Provinsi Sulut memastikan pihaknya akan terus mendampingi jamaah dalam seluruh tahapan persiapan haji. Mulai dari pengumpulan dokumen, pemeriksaan kesehatan, bimbingan manasik, hingga keberangkatan nanti.
“Petugas Kemenag berkomitmen untuk terus mendampingi dan memberikan pelayanan terbaik bagi para calon jamaah haji, sehingga pelaksanaan ibadah haji tahun 2026 nantinya dapat berjalan dengan lancar dan sesuai harapan bersama,” ujar Wahyuddin menambahkan.
Kemenag menilai bahwa pelayanan terbaik tidak hanya soal memastikan kuota terpenuhi, tetapi juga menjamin seluruh calon jamaah mendapatkan pendampingan maksimal sejak proses awal hingga menunaikan ibadah di Tanah Suci.
Kuota Haji: Sebuah Tantangan dan Harapan
Kuota haji bagi setiap provinsi di Indonesia ditentukan berdasarkan jumlah jamaah yang mendaftar dan distribusi nasional. Sulut, dengan jumlah umat muslim yang tidak sebesar provinsi lain, tetap menunjukkan antusiasme tinggi untuk berhaji.
Pencapaian 80 persen kuota untuk 2026 menjadi sinyal positif bahwa keinginan masyarakat untuk beribadah ke Tanah Suci tetap kuat meski tantangan administratif dan biaya terus ada.
Kondisi ini juga menunjukkan adanya peran aktif pemerintah daerah dan Kemenag dalam memastikan proses pendaftaran dan pelayanan jamaah berjalan baik.
Proses Biometrik sebagai Inovasi Layanan
Penerapan biometrik bagi calon jamaah haji menjadi salah satu inovasi dalam sistem pelayanan haji modern. Selain memudahkan jamaah, langkah ini juga menjadi bentuk kerja sama erat antara Indonesia dan Arab Saudi dalam penyelenggaraan haji.
Dengan teknologi biometrik, risiko adanya data ganda atau kesalahan identitas bisa diminimalisasi. Di sisi lain, jamaah merasa lebih nyaman karena proses administrasi menjadi lebih cepat dan transparan.
Penerapan biometrik juga menegaskan komitmen Kemenag untuk mengikuti perkembangan teknologi demi meningkatkan mutu pelayanan ibadah haji.
Harapan Jamaah Menyambut Tahun 2026
Dengan persiapan yang terus dimatangkan sejak dini, calon jamaah haji Sulut 2026 memiliki harapan besar agar keberangkatan mereka berjalan lancar. Tidak hanya soal kelengkapan dokumen, tetapi juga kesiapan fisik dan mental menjadi perhatian utama.
Kemenag Sulut mengingatkan jamaah untuk mulai menjaga kesehatan dan mengikuti berbagai program pembinaan yang digelar. Hal ini penting karena ibadah haji memerlukan stamina prima serta kesiapan spiritual.
Dukungan keluarga, masyarakat, dan pemerintah menjadi faktor penting yang akan menambah semangat jamaah dalam menunaikan ibadah yang termasuk rukun Islam kelima tersebut.
Kesimpulan: Kuota Hampir Penuh, Persiapan Terus Berjalan
Dengan capaian 80 persen kuota yang sudah terisi, optimisme pelaksanaan haji tahun 2026 di Sulawesi Utara semakin tinggi. Proses administrasi, termasuk pengurusan paspor dan biometrik, terus berjalan dengan pendampingan Kemenag.
Meski masih ada 20 persen kuota yang dalam proses pendataan, Wahyuddin memastikan kuota tersebut akan terpenuhi. Komitmen Kemenag untuk memberikan layanan terbaik juga menjadi jaminan bagi jamaah agar pelaksanaan ibadah haji bisa berlangsung lancar.
Tahun 2026 diharapkan menjadi momentum bagi masyarakat Sulut untuk menunaikan ibadah haji dengan penuh kekhusyukan, didukung layanan modern yang mengutamakan keamanan, kenyamanan, serta keberkahan.