Harga Minyak Mentah Melonjak di Tengah Kekhawatiran Gangguan Pasokan dan Peningkatan Permintaan dari China

Rabu, 08 Januari 2025 | 08:42:12 WIB
Harga Minyak Mentah Melonjak di Tengah Kekhawatiran Gangguan Pasokan dan Peningkatan Permintaan dari China

Pada Selasa 7 Januari 2025, harga minyak mentah menunjukkan tren kenaikan signifikan, dipicu oleh kekhawatiran terhadap berkurangnya pasokan dari Rusia dan Iran akibat sanksi yang diterapkan oleh negara-negara Barat. Di sisi lain, harapan akan peningkatan permintaan dari China turut mendorong harga minyak ke level lebih tinggi.

Harga Minyak Mencapai Level Baru

Mengacu kepada laporan terbaru dari Reuters, harga minyak mentah Brent mengalami kenaikan sebesar 75 sen atau 0,98%, mencapai US$ 77,05 per barel. Sementara itu, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) dari Amerika Serikat juga naik 69 sen atau 0,94%, mencapai US$ 74,25 per barel. Kenaikan ini menjadi indikator jelas bahwa pasar minyak terus dipengaruhi oleh dinamika global yang kompleks di awal tahun 2025.

Razan Hilal, seorang analis pasar valuta asing, menyatakan bahwa pasar saat ini sedang berada dalam mode antisipasi terhadap langkah-langkah stimulus ekonomi dari China yang diharapkan dapat memacu pertumbuhan ekonomi. "Meskipun pasar masih bergerak dalam kisaran tertentu, ada dorongan positif akibat harapan peningkatan permintaan yang didukung aktivitas liburan serta janji pertumbuhan ekonomi dari China. Namun, tren jangka panjang tetap cenderung bearish," kata Hilal. Pernyataan ini menyoroti pentingnya kebijakan ekonomi China dalam memengaruhi permintaan energi global.

Sanksi Berdampak pada Ekspor Minyak Iran dan Rusia

Lebih lanjut, Giovanni Staunovo, seorang analis dari UBS, mengungkapkan bahwa para pelaku pasar mulai mempertimbangkan potensi gangguan pada ekspor minyak Iran ke China. "Gangguan kecil pada ekspor ini dapat memengaruhi dinamika pasar global dan membuat harga minyak mentah naik," ujar Staunovo. Hal ini menunjukkan bahwa perubahan kecil dalam aliran ekspor minyak bisa menyebabkan fluktuasi signifikan di pasar global.

Sanksi internasional terhadap Iran dan Rusia memang terus menjadi faktor krusial yang memengaruhi pasokan minyak mentah di pasar dunia. Kekhawatiran terkait pengetatan pasokan ini juga tercermin dari kenaikan harga minyak Arab Saudi untuk wilayah Asia. Sebagai tanggapan terhadap sanksi yang diterapkan oleh AS, Shandong Port Group di China telah melarang kapal-kapal minyak yang terkena sanksi tersebut untuk beroperasi di pelabuhannya, termasuk Qingdao, Rizhao, dan Yantai, yang merupakan terminal utama impor minyak.

Cuaca Dingin Mendorong Permintaan Minyak

Selain faktor geopolitik, kondisi cuaca ekstrem yang melanda wilayah Amerika Serikat dan Eropa turut berkontribusi terhadap peningkatan permintaan minyak, khususnya minyak pemanas. Namun, tingginya permintaan ini sedikit dibatasi oleh data ekonomi global yang tidak sepenuhnya mendukung tren kenaikan harga secara berkelanjutan.

Ashley Kelty, analis dari Panmure Liberum, menyoroti bahwa inflasi yang lebih tinggi di Jerman menimbulkan spekulasi bahwa Bank Sentral Eropa (ECB) mungkin harus menunda pemangkasan suku bunga lebih lanjut di kawasan tersebut. "Berbagai kondisi tersebut akhirnya membuat harga minyak mentah naik," terang Kelty. Ketidakstabilan ekonomi di Eropa dan kebijakan moneter yang berubah-ubah memberikan dampak tidak langsung terhadap pasar minyak global.

Prospek Pasar Minyak di Tengah Ketidakpastian

Meskipun ada sentimen positif yang mendorong kenaikan harga, pasar minyak masih dibayangi oleh sejumlah tantangan. Ketidakpastian terkait kesepakatan geopolitik, fluktuasi permintaan global, dan faktor-faktor eksternal lainnya tetap menjadi ancaman serius bagi stabilitas harga minyak.

Para analis sepakat bahwa tren kenaikan harga minyak mungkin bersifat sementara, kecuali ada perubahan signifikan dalam kebijakan ekonomi global atau perkembangan terkait sanksi yang dikenakan pada negara-negara produsen utama. Saat ini, semua mata tertuju pada keputusan-keputusan yang akan diambil oleh organisasi internasional dan pemerintah terkait untuk meredam ketidakstabilan ini.


Kenaikan harga minyak yang terjadi seiring awal tahun 2025 ini merupakan cerminan dari kondisi pasar yang sangat responsif terhadap isu-isu global. Dari kekhawatiran gangguan pasokan akibat sanksi hingga ekspektasi peningkatan permintaan dari China, semua faktor ini memperlihatkan betapa dinamisnya pasar minyak dunia. Bagaimanapun, di tengah ketidakpastian ini, langkah-langkah strategis dari negara-negara penghasil minyak serta pergeseran kebijakan ekonomi global akan terus menjadi penentu utama arah pergerakan harga minyak di masa depan.

Terkini