JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir kembali mengumumkan rencana besar di sektor BUMN dengan target penggabungan beberapa perusahaan pelat merah. Proses yang dilakukan baik melalui merger ataupun holdingisasi ini diharapkan akan mengoptimalkan efisiensi dan fokus bisnis perusahaan-perusahaan negara.
Efisiensi dan Fokus Bisnis BUMN
Sejak awal menjabat, Erick Thohir telah menginisiasi langkah penggabungan BUMN dengan tujuan mengurangi jumlahnya secara signifikan. Awalnya, Indonesia memiliki 142 BUMN, dan berkat upaya restrukturisasi yang dilakukan, jumlah tersebut kini berkurang menjadi 47. Namun, menteri yang dikenal dengan pendekatan bisnisnya yang modern ini tidak berhenti sampai di situ. Erick menargetkan agar pada akhir periode jabatannya, jumlah BUMN dapat ditekan hingga hanya tersisa 30 perusahaan saja. "Itu usulan untuk 47 menjadi 30 ya kan," ujar Erick Thohir dalam sebuah kesempatan.
Proses Restrukturisasi yang Berkelanjutan
Pengurangan jumlah BUMN ini tidak hanya asal dilakukan. Erick menjelaskan bahwa dari 47 BUMN yang ada saat ini, 40 di antaranya dalam kondisi sehat. Sementara itu, tujuh BUMN lainnya masih mencatatkan kinerja yang kurang memuaskan dan masuk dalam kategori "sakit", membutuhkan tindakan restrukturisasi segera. "Saya juga sudah paparan kan di banyak pihak bahwa memang sinkronisasi daripada banyak perusahaan BUMN ini bisa lebih maksimal. Nah, kita lagi mau godok. Masih ada time table-nya," jelas Erick lebih lanjut.
Peran Kementerian Keuangan dalam Merger
Sejalan dengan rencana penggabungan ini, Erick mengungkapkan bahwa pihaknya masih menantikan langkah konkret dari Kementerian Keuangan, yang berperan sebagai pemegang kuasa kepemilikan BUMN. Proses ini memerlukan kerjasama lintas kementerian guna menyusun linimasa penggabungan sehingga akhirnya hanya terdapat 30 entitas BUMN. Penyusunan rinci dan matang dianggap penting untuk memastikan tidak ada gangguan terhadap operasi dan penugasan BUMN selama proses konsolidasi berlangsung.
Target Konsolidasi BUMN Karya pada Kuartal I-2025
Salah satu target terdekat dalam rencana penggabungan BUMN adalah konsolidasi BUMN karya, yang dijadwalkan selesai pada kuartal pertama tahun 2025. Pada tahap pertama, PT Waskita Karya (Persero) Tbk akan digabungkan dengan PT Hutama Karya (Persero). Langkah ini diikuti dengan penggabungan PT Adhi Karya (Persero) Tbk bersama Brantas Abhipraya dan Nindya Karya. Tidak ketinggalan, PT Pembangunan Perumahan (Persero) atau PTPP rencananya juga akan bergabung dengan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Harapan Terhadap Penggabungan BUMN
Erick menegaskan, penggabungan BUMN ini dilakukan untuk memenuhi berbagai tantangan bisnis modern dan meningkatkan daya saing BUMN di kancah nasional maupun internasional. "Kami ingin memastikan dengan konsolidasi ini, BUMN mampu bergerak lebih lincah dan efektif dalam menghadapi dinamika pasar," ujarnya. Menteri BUMN juga memastikan bahwa penggabungan ini tidak akan menganggu penugasan yang sedang atau akan dilakukan oleh masing-masing BUMN. Diharapkan, langkah ini justru akan membawa dampak positif dan memperkuat setiap penugasan yang diemban BUMN ke depannya.
Dengan melakukan penggabungan dan restrukturisasi ini, pemerintah menargetkan BUMN yang lebih ringkas namun berkinerja optimal. Upaya ini juga sejalan dengan keinginan untuk menjadikan BUMN sebagai mesin penggerak utama pembangunan nasional.
Dampak Positif Bagi Perekonomian
Jika rencana ini terlaksana dengan baik, dampaknya akan sangat positif bagi perekonomian nasional. BUMN yang efisien akan mampu meningkatkan kontribusi terhadap pendapatan negara sekaligus memperbaiki layanan kepada masyarakat. Selain itu, efisiensi ini juga dapat membuka ruang investasi bagi swasta, yang nantinya bisa bermitra dalam berbagai proyek strategis dengan BUMN, sehingga muncul sinergi baik antara sektor publik dan privat.
Proses konsultasi dengan berbagai pihak terus dilakukan oleh Kementerian BUMN untuk memastikan bahwa setiap langkah penggabungan ini telah sesuai dengan aturan dan kebijakan yang berlaku. Diharapkan, dengan sinergi antara pemerintah, manajemen BUMN, dan seluruh stakeholder terkait, masa depan BUMN di Indonesia akan lebih terang dan menjanjikan.