JAKARTA – Ketua Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) Erick Thohir akhirnya memberikan penjelasan terkait rumor adanya friksi yang melibatkan pemain Timnas Indonesia dan pelatih Shin Tae Yong di tengah persiapan Skuad Garuda menuju Kualifikasi Piala Dunia 2026. Dalam sebuah sesi konferensi pers yang digelar di Jakarta pada Senin, 6 Januari 2025, Erick Thohir membahas langkah dan keputusan yang harus diambil dalam situasi yang ia sebut sebagai 'dinamika yang kompleks.'
Saat ditanya mengenai situasi panas yang mencuat di dalam tim nasional, Thohir mengakui bahwa keadaan yang dihadapi tidaklah mudah. "Kalau saya lihat dinamika ini cukup kompleks. Kalau saja waktu itu kita mengambil keputusan yang tergesa-gesa, mungkin kurang baik juga," ungkap Thohir. Pernyataan ini mengindikasikan bahwa keputusan mendadak dapat memperburuk keadaan internal tim.
Isu adanya ketegangan antara pemain dan pelatih ini kabarnya sudah mulai terasa bahkan sebelum pertandingan melawan China. Namun, pergantian pelatih tidak dilakukan saat itu karena waktu yang dinilai terlalu singkat sebelum pertandingan penting. "Tetapi sudah dirasakan sebelum pertandingan lawan China. Cuma waktunya terlalu mepet waktu itu [untuk mengganti pelatih]," tambah Thohir.
Keputusan mengganti pelatih akhirnya diambil awal 2025, saat PSSI merasa memiliki cukup waktu untuk mempersiapkan tim sebelum pertandingan selanjutnya. Erick Thohir menilai bahwa pergantian ini adalah opsi yang paling bijak dengan waktu persiapan yang tersedia. "Ya yang terbaik ya hari ini karena kita masih punya waktu 2,5 bulan untuk persiapan," jelasnya.
Timnas Indonesia akan menghadapi tantangan besar saat melawan Australia dan Bahrain pada bulan Maret mendatang. Posisi Indonesia saat ini berada di peringkat ketiga grup C babak ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026, hanya berjarak satu poin dari Australia yang ada di peringkat kedua. Skuad Garuda sejauh ini telah mengumpulkan enam poin, namun mereka harus waspada dengan tiga tim di bawahnya — Arab Saudi, Bahrain, dan China — yang memiliki poin sama.
Di tengah kondisi persaingan yang ketat ini, Erick Thohir berusaha untuk mengambil keputusan yang paling tepat bagi masa depan Timnas Indonesia. Dia menegaskan tidak ingin terburu-buru dan bertindak berdasarkan pertimbangan matang. "Saya tidak mau mengambil sebuah keputusan yang tentu membuat keadaan tidak baik," katanya saat berbicara mengenai strateginya menghadapi potensi dinamika internal tim.
Untuk bisa lolos langsung ke Piala Dunia 2026, Timnas Indonesia harus menempati dua posisi teratas dalam grup C. Jika tidak, mereka harus mengikuti babak keempat kualifikasi. Melihat peluang ini, Thohir optimis bahwa waktu persiapan yang ada sudah cukup untuk memperbaiki performa tim dan mengamankan posisi yang diinginkan.
"Dengan segala evaluasi perhitungan, waktu 2,5 bulan ini cukup, tidak tergesa-gesa seperti halnya waktu dinamika terjadi di Indonesia lawan China," ujar Erick Thohir, menekankan pentingnya waktu persiapan yang tidak terburu-buru.
Dari segi statistik, Timnas Indonesia memiliki peluang bagus untuk lolos langsung ke Piala Dunia. Keempat tim dari lima tim grup C, termasuk Indonesia, saat ini memiliki perolehan poin yang sama. Kompetisi dalam grup C memang ketat, dan setiap pertandingan ke depan akan menjadi penentu utama kesempatan Indonesia untuk tampil di panggung sepak bola dunia pada tahun 2026.
Di luar keputusan teknis, Thohir dan jajaran PSSI juga berkomitmen untuk memperbaiki komunikasi dan hubungan antara pemain dan staf pelatih. Diharapkan, perubahan ini dapat membawa dampak positif bagi harmonisnya dinamika tim ke depannya. Dalam situasi yang penuh tantangan ini, dukungan dan kerjasama dari seluruh elemen tim sangat dibutuhkan untuk mewujudkan impian lolos ke perhelatan sepak bola paling bergengsi di dunia.
Ke depan, Erick Thohir tetap memegang teguh komitmennya untuk membangun fondasi yang lebih kuat bagi Timnas Indonesia. Ia berharap bahwa dengan langkah-langkah yang diambil saat ini, tim nasional dapat tampil dengan semangat baru dan mencapai hasil yang gemilang dalam ajang kualifikasi yang tersisa.