GROBOGAN – Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, mengalami bencana banjir parah yang melumpuhkan sejumlah sektor vital, termasuk jalur transportasi dan pertanian. Banjir ini terjadi pada Selasa, 21 Januari 2025, pagi akibat intensitas hujan yang sangat tinggi serta kiriman air dari hulu Sungai Lusi, Sungai Serang, dan Sungai Tuntang. Dilaporkan, 16 desa di tujuh kecamatan terendam air, memaksa ribuan warga waspada terhadap dampak banjir yang lebih luas.
Menurut informasi dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Grobogan, hujan deras telah mengguyur wilayah tersebut sejak Senin malam, 20 Januari 2025. Hujan ini memicu meluapnya ketiga sungai besar di Grobogan yang tak mampu menampung volume air sehingga meluap dan membanjiri kawasan permukiman serta lahan pertanian.
Dampak Serius terhadap Infrastruktur dan Pertanian
Banjir yang terjadi memaksa penutupan sejumlah jalur transportasi utama, yang mengakibatkan terganggunya aktivitas warga dan distribusi barang. Salah satu wilayah yang mengalami dampak signifikan adalah Desa Katong di Kecamatan Toroh. Tinggi air yang mencapai 30-70 cm memutus akses jalan antara Desa Katong dan Desa Sedadi, mempersulit mobilitas warga dan penanganan darurat.
Di sektor pertanian, banjir ini mengakibatkan 16 hektar lahan pertanian terendam, khususnya sawah dengan tanaman padi yang baru berumur 65 hari. Ancaman gagal panen kini menghantui para petani yang menjadi tulang punggung ekonomi lokal. Masalah ini telah menimbulkan kekhawatiran mendalam akan berkurangnya stok pangan dan pendapatan masyarakat yang bergantung pada pertanian.
Langkah Tanggap Darurat
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Grobogan telah bergerak cepat untuk menangani situasi darurat ini. Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Grobogan, Wahyu Tri Darmawanto, mengungkapkan pihaknya telah memulai proses evakuasi di daerah-daerah yang paling parah terkena dampak banjir.
"Proses evakuasi dilakukan oleh BPBD setempat, dengan prioritas pada perumahan-perumahan yang terendam dan daerah dengan ketinggian air yang cukup tinggi," ungkap Wahyu dalam keterangannya pada Selasa, 21 Januari 2025.
BPBD telah mengerahkan tim untuk memantau secara terus-menerus daerah aliran sungai guna meminimalkan risiko banjir susulan dan melakukan evakuasi warga jika diperlukan. Selain itu, pemerintah setempat juga telah membuka posko darurat untuk memberikan bantuan kepada warga yang terdampak, termasuk menyediakan bahan pangan dan kebutuhan dasar lainnya.
Antisipasi dan Sikap Kewaspadaan
Berbagai pihak turut dilibatkan dalam penanganan bencana ini, termasuk dinas terkait dan relawan lokal. Pemerintah Kabupaten Grobogan juga menginstruksikan agar seluruh perangkat daerah meningkatkan koordinasi dalam penanganan bencana serta memperkuat kesiapsiagaan menghadapi potensi hujan lebat yang masih mungkin terjadi dalam beberapa hari mendatang.
Wahyu Tri Darmawanto menambahkan, "Kami mengimbau seluruh masyarakat untuk tetap waspada dan mengikuti arahan resmi dari pemerintah maupun petugas di lapangan. Prioritas utama kami adalah keselamatan warga."
Banjir di Grobogan menjadi pengingat akan pentingnya infrastruktur pengendalian banjir yang lebih baik serta pemeliharaan lingkungan yang lebih intensif, seperti pengerukan sungai dan peningkatan kapasitas tanggul. Pemerintah dan masyarakat diharapkan dapat bekerjasama dalam upaya penyelamatan dan pemulihan pasca-banjir demi mengembalikan kehidupan warga yang terdampak ke kondisi normal.
Bencana ini juga menggarisbawahi perlunya upaya mitigasi jangka panjang agar dampak banjir dapat diminimalisir di masa depan, serta terjaminnya ketahanan sektor pertanian yang menjadi aset strategis bagi Kabupaten Grobogan.
Dengan situasi yang masih dinamis, masyarakat di Grobogan dan sekitarnya disarankan untuk terus memantau informasi terbaru dari sumber yang terpercaya untuk mengantisipasi kondisi dan perkembangan bencana selanjutnya.