Pada perdagangan Jumat lalu, pasar komoditas dunia menunjukkan pergerakan yang dinamis. Harga beberapa komoditas utama seperti minyak mentah, batu bara, minyak kelapa sawit (CPO), nikel, dan timah mengalami fluktuasi signifikan. Informasi lebih mendalam dan rinci mengenai pergerakan harga ini menjadi perhatian banyak investor dan pelaku pasar global.
Penurunan Minyak Mentah di Tengah Ketegangan Geopolitik
Harga minyak mentah Brent dan West Texas Intermediate (WTI) mengalami penurunan pada penutupan perdagangan Jumat. Brent turun 0,6 persen menjadi USD 80,79 per barel, sementara WTI mengalami penurunan 1 persen ke posisi USD 77,88 per barel. Meskipun turun, minyak tetap mempertahankan kenaikan mingguan keempat berturut-turut.
Penurunan harga ini datang di tengah kekhawatiran mengenai potensi gangguan pasokan akibat sanksi baru dari Amerika Serikat terhadap Rusia. Sanksi ini menargetkan produsen minyak dan kapal tanker Rusia, meningkatkan ketidakpastian pasokan global. Pengumuman oleh pemerintahan Joe Biden ini sejalan dengan peningkatan retorika terhadap Rusia, sementara Menteri Keuangan terpilih Donald Trump menyatakan kesiapan untuk sanksi lebih keras terhadap minyak Rusia. "Langkah ini penting untuk menjaga tekanan terhadap Rusia, tetapi kita harus hati-hati terhadap reaksi pasar yang tak terduga," kata seorang analis energi internasional.
Kenaikan Harga Batu Bara di Tengah Lonjakan Produksi
Batu bara menunjukkan penguatan pada penutupan Jumat, naik 0,22 persen menjadi USD 114,70 per ton. Meskipun demikian, harga batu bara Newcastle mendekati level terendah hampir empat tahun akibat melonjaknya produksi yang mengimbangi permintaan pasar. Produksi batu bara China, berdasarkan pengumuman Asosiasi Transportasi dan Distribusi Batu bara China, diprediksi naik 1,5 persen menjadi 4,82 miliar ton pada 2025.
Ketakutan mengenai stimulus ekonomi dari Beijing yang tidak mampu mendorong pertumbuhan cukup menjadi faktor lain. Konsumsi energi thermal mencapai puncaknya pada 2024, tetapi tenaga hidroelektrik masih lebih disukai karena cuaca basah di kawasan industri kunci. "Pertumbuhan produksi yang lebih cepat daripada permintaan jelas memberikan tekanan pada harga komoditas," ujarnya seorang ekonom komoditas Asia.
CPO Naik Tipis di Tengah Tantangan Pasar Global
Harga CPO naik tipis 0,26 persen menjadi MYR 4.193 per ton, meskipun menghadapi tantangan dari lemahnya permintaan serapan di pasar internasional, terutama India. India, sebagai pengimpor terbesar dunia, memperkirakan penurunan impor minyak kelapa sawit ke titik terendah hampir lima tahun di Januari, karena alternatif minyak nabati lain yang lebih murah.
Di sisi lain, di Indonesia, pemerintah menghentikan sementara subsidi untuk biodiesel kelapa sawit, sementara Malaysia mencatat penurunan produksi dan persediaan minyak kelapa sawit selama tiga bulan berturut-turut. "Keputusan Indonesia adalah langkah strategis untuk menyeimbangkan pasar, meski dampak jangka pendeknya agak mengkhawatirkan," ujar seorang pejabat industri kelapa sawit.
Nikel dan Timah Mengalami Kenaikan Harga
Harga nikel mengalami kenaikan 1,01 persen menjadi USD 15.950 per ton di tengah evaluasi pasar terhadap dampak kebijakan pemotongan produksi oleh produsen utama Indonesia. Kebijakan ini bertujuan mengurangi kuota penambangan nikel, dari 270 juta ton pada 2024 menjadi hanya 150 juta ton, sehingga dapat mengurangi pasokan global hingga 35 persen. Meskipun begitu, ekspektasi pasar masih memandang situasi kelebihan pasokan nikel akan berlanjut. "Keputusan untuk memangkas produksi ini bisa mentransformasi dinamika pasar jangka panjang," ujar seorang ahli logam mineral.
Sementara itu, harga timah melonjak 0,67 persen menjadi USD 29.775 per ton. Kenaikan harga ini terjadi di tengah permintaan yang masih di bawah ekspektasi akibat perlambatan ekonomi Cina. Tambang-tambang utama di Myanmar juga masih beroperasi di bawah kapasitas karena ketidakstabilan politik, sementara Indonesia juga menghadapi pembatasan kuota. "Cepat atau lambat, kekurangan ini akan menghantam pasar dengan cara yang signifikan," jelas seorang pakar di industri timah.
Dinamika Pasar yang Beragam
Pada perdagangan Jumat, kita melihat bagaimana pasar komoditas global bergerak melalui berbagai dinamika yang kompleks. Dari efek kebijakan dan kondisi cuaca hingga ketidakpastian politik yang mempengaruhi harga di sejumlah sektor. Para pelaku pasar dan investor harus terus beradaptasi dan menganalisis perkembangan ini untuk mengambil keputusan yang tepat dalam lingkungan ekonomi global yang selalu berubah.