Mengelola Limbah Menjadi Energi: Inovasi APRIL Group dalam Mendukung Net Zero Emission

Senin, 20 Januari 2025 | 11:05:09 WIB
Mengelola Limbah Menjadi Energi: Inovasi APRIL Group dalam Mendukung Net Zero Emission

Pengelolaan limbah menjadi energi menghadirkan tantangan sekaligus peluang besar bagi industri untuk mengadopsi praktik yang lebih berkelanjutan. Salah satu pelopor dalam memanfaatkan limbah menjadi sumber energi adalah APRIL Group, produsen kertas utama yang beroperasi di Pangkalan Kerinci, Riau. Melalui pendekatan inovatif dan komitmen berkelanjutan, APRIL Group berhasil mengubah tantangan limbah menjadi solusi energi terbarukan yang mendukung upaya mencapai net zero emission.

Sludge: Dari Limbah Menjadi Energi Terbarukan

Sludge, limbah semi-padat dari pengolahan air limbah atau wastewater, biasanya menjadi residu yang berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Namun, inovasi APRIL melalui teknologi *recovery boiler* menawarkan solusi berbeda dengan mengonversi sludge menjadi bahan bakar untuk menghasilkan uap dan listrik. Teknologi ini tidak hanya mengurangi volume limbah yang harus dibuang, tetapi juga memungkinkan penghematan biaya operasional yang signifikan.

Sejak mendapatkan izin Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) pada tahun 2020, APRIL telah mengimplementasikan teknologi ini secara efektif. Dalam laporan keberlanjutan yang dirilis tahun lalu, tercatat bahwa APRIL telah mendaur ulang lebih dari 323.000 ton limbah pada tahun 2023. “Kami menangani dan mendaur ulang limbah yang memungkinkan sesuai dengan peraturan dan pedoman hukum yang berlaku,” tulis perusahaan itu dalam laporan tersebut.

Menuju Energi Bersih dan Terbarukan

Komitmen APRIL terhadap energi terbarukan juga tercermin dalam penggunaan sumber energi alternatif. Sekitar 88,2 persen dari kebutuhan energi pabrik di APRIL kini berasal dari sumber-sumber yang bersih dan terbarukan, termasuk panel surya, biomassa, dan produk sampingan dari proses produksi seperti sludge. Langkah ini merupakan bagian integral dari upaya kolektif untuk mencapai net zero emission dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.

Selain itu, APRIL juga telah mengimplementasikan penggunaan sludge untuk kebutuhan pengelolaan Hutan Tanaman Industri (HTI). Sludge yang kaya akan zinc dan mineral lain dipastikan bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman, yang kemudian diolah menjadi pupuk mikronutrien. Pupuk ini terbuat dari campuran sludge zinc dan *fly ash* dari pembakaran bahan bakar.

Inovasi dalam Pengerasan Jalan dan Sustainable Growth

Tidak hanya sludge, APRIL juga mengolah *bottom ash*, sisa dari pembakaran bahan bakar padat, sebagai material untuk pengerasan jalan dan campuran beton di wilayah operasi perusahaan. Inovasi ini merupakan bagian dari inisiatif Waste to Value yang sejalan dengan visi pertumbuhan berkelanjutan perusahaan, yang terangkum dalam komitmen satu dekade APRIL2030. Dengan target pengurangan limbah padat hingga 80 persen pada 2030, APRIL menunjukkan langkah konsisten dalam mencapai target tersebut.

“Kami percaya bahwa inovasi dan komitmen terhadap pertumbuhan berkelanjutan adalah kunci untuk masa depan industri yang lebih hijau. Inisiatif Waste to Value adalah contoh nyata bagaimana kami mengaplikasikan prinsip ini dalam operasi sehari-hari kami,” ujar perwakilan APRIL.

Dukungan Pemerintah dan Masa Depan Industri Hijau

Kementerian Perindustrian telah menjelaskan bahwa percepatan pencapaian target net zero emission pada 2050 akan melibatkan efisiensi sumber daya dan praktik industri hijau yang berkelanjutan. Ini adalah sepuluh tahun lebih cepat dari target pemerintah pusat, dan usaha industri besar seperti APRIL merupakan bagian penting dari upaya kolektif ini.

Dengan serangkaian inisiatif yang kuat dan terarah, APRIL Group menunjukkan bahwa limbah tidak lagi harus menjadi masalah yang sulit diatasi, tetapi dapat menjadi sumber daya berharga yang membantu mencapai masa depan lebih hijau. Melalui teknologi dan inovasi, jalan menuju net zero emission semakin terlihat, menjadikan lingkungan dan ekonomi lebih berkelanjutan bagi generasi mendatang.

Komitmen dan karya nyata dari APRIL berfungsi sebagai contoh bagi sektor industri lainnya di Indonesia dan dunia. Mereka tidak hanya berusaha mengurangi dampak limbah terhadap lingkungan tetapi juga memanfaatkan limbah sebagai elemen kunci dalam operasi manufaktur modern. Dengan terus memperkuat inisiatif Waste to Value, APRIL tetap berusaha menjadi pemimpin dalam keberlanjutan industri, memberikan dampak positif bagi lingkungan sambil memenuhi kebutuhan ekonomi dan masyarakat.

Terkini