Krisis Transportasi Publik di Indonesia: Menatap Tantangan Serta Menggali Peluang dan Harapan

Senin, 20 Januari 2025 | 09:05:32 WIB
Krisis Transportasi Publik di Indonesia: Menatap Tantangan Serta Menggali Peluang dan Harapan

Krisis transportasi publik di Indonesia kian merisaukan dengan tantangan yang melingkupi setiap sudutnya. Mulai dari kualitas pelayanan yang rendah hingga ketidaknyamanan saat menggunakan jasa angkutan, masyarakat kini menghadapi dilema antara menunggu perbaikan yang tak pasti atau beralih kepada moda transportasi pribadi atau daring yang menawarkan kenyamanan lebih cepat.

Banyak warga, termasuk saya sendiri, merasa kapok menggunakan angkutan umum setelah mengalami langsung ketidakefisienan sistem yang ada. Saya masih ingat betapa melelahkannya menunggu di angkot Bekasi yang tak mau bergerak sebelum penuh, sementara waktu terus berputar tanpa kompromi. Lebih menyedihkan lagi, setelah lama menanti, sopir angkot seringkali memutuskan untuk kembali arah karena sepinya penumpang pada jalur tersebut. Pengalaman semacam ini jelas meninggalkan kekecewaan mendalam, membuat banyak orang berfikir keras untuk melirik kembali transportasi publik.

Kondisi tak menyenangkan juga sering ditemui saat menggunakan bus antarkota. Contoh nyatanya adalah perjalanan dari Bandung ke Bekasi yang seringkali harus disertai dengan berdesakan tanpa jaminan tempat duduk yang layak. Situasi inilah yang menjadi pendorong utama bagi masyarakat untuk memilih kendaraan pribadi guna kenyamanan lebih baik meski biaya lebih yang harus ditanggung.

Belakangan, Indonesia harus menghadapi kenyataan pahit berupa krisis transportasi publik semakin akut. Fenomena ini diwarnai ragam penyebab seperti penurunan kualitas layanan dan dampak pandemi COVID-19 yang telak memukul bidang transportasi secara keseluruhan. Gelombang perubahan ini dimanfaatkan masyarakat dengan beralih pada kendaraan pribadi atau transportasi daring, menuntut penyelenggara transportasi umum agar cepat beradaptasi atau ditinggalkan.

Penyebab Mendasar Krisis Transportasi Publik

1. Kualitas Layanan yang Buruk

Menyoal kualitas, kendaraan umum seperti bus dan angkot sering kali memprihatinkan. Armada bus dapat dikatakan tua dan sering kali tak layak jalan. Kebersihan tak terjaga dan pelayanan yang jauh dari ramah membuat layanan ini kehilangan daya tarik. Seorang pengguna angkot di Jakarta berujar, "Kadang saya seperti harus bersabar dua kali, menunggu kendaraan penuh dan harus menghadapi perilaku kondektur yang tak bersahabat."

2. Keamanan yang Diragukan

Keamanan menjadi faktor jera bagi pengguna transportasi publik. Kasus kriminalitas di dalam angkutan umum menambah kekhawatiran pengguna. Masyarakat kerap merasa tidak aman, terutama saat perjalanan malam.

3. Kurangnya Aksesibilitas dan Integrasi

Ketidaknyamanan juga berasal dari aksesibilitas yang kurang. Banyak kawasan belum terintegrasi dengan baik, membuat perjalanan menggunakan transportasi umum banyak makan waktu dan tenaga. Padahal, aksesibilitas yang efisien dapat menarik minat masyarakat untuk memilih moda ini.

4. Persaingan dengan Transportasi Daring

Dengan kehadiran aplikasi transportasi online seperti Grab dan Gojek, konsumen memiliki lebih banyak pilihan yang cepat dan nyaman. Ketiadaan inovasi dari transportasi publik tradisional membuat mereka menjadi pilihan kedua.

Menatap Peluang Perbaikan

Namun, semua tantangan ini membuka peluang bagi perbaikan yang signifikan. Pemerintah memiliki kesempatan emas untuk membenahi infrastruktur dan kualitas layanan transportasi publik di seluruh Indonesia. Program revitalisasi dapat dimulai dengan meremajakan armada bus dan angkot, meningkatkan kebersihan dan kenyamanan, serta meningkatkan profesionalisme para pelaku di layanan ini.

Lebih lanjut, sektor transportasi publik harus memanfaatkan teknologi untuk membangun sistem smart transportation yang terhubung. Misalnya, integrasi mekanisme pembayaran yang mudah dan informasi real-time terkait jadwal serta rute.

“Transformasi digital bisa menjadi kunci emas untuk transportasi lebih efisien dan terintegrasi,” ujar seorang pengamat transportasi, menambah optimisme terhadap potensi perbaikan ini.

Harapan di Masa Depan

Melihat tantangan yang ada, Indonesia masih memiliki harapan untuk menciptakan transportasi publik yang lebih baik di masa depan. Dengan tindakan cepat, berfokus pada layanan berkualitas dan pengembangan berkelanjutan, sistem angkutan umum dapat dibangun menjadi lebih andal dan menguntungkan bagi semua pihak. Tujuannya adalah menciptakan kota yang berkelanjutan dengan pilihan transportasi yang menguntungkan baik secara lingkungan maupun ekonomi.

Pada gilirannya, transportasi publik yang berkualitas juga meningkatkan kualitas hidup, menjaga lingkungan lebih sehat dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif. Pemerintah, masyarakat, dan peneyelenggara transportasi harus bekerja sama menyongsong perubahan ini, menjadikan krisis sebagai momen perbaikan dan kesempatan membangun masa depan transportasi Indonesia yang lebih cerah.

Terkini