JAKARTA - Di tengah tantangan geografis dan keterbatasan fasilitas pendidikan yang masih menjadi kenyataan di beberapa daerah Indonesia, muncul kisah inspiratif dari seorang pelajar asal Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT), yang mampu menunjukkan prestasi membanggakan di tingkat nasional. Namanya adalah Cetrin Wodo, seorang pelajar yang tidak hanya menorehkan prestasi akademik gemilang, namun juga aktif mengikuti berbagai kegiatan pengembangan diri selama ajang Festival Sains Nasional 2025 berlangsung.
Perjalanan Cetrin bukanlah hal yang mudah. Berasal dari daerah yang jauh dari pusat kota dan dengan sumber daya pendidikan yang terbatas, Cetrin harus berjuang ekstra keras untuk mengasah kemampuan dan membuktikan bahwa asal usul tidak menjadi penghalang untuk berprestasi di kancah nasional. Di Festival Sains Nasional (FSN) 2025, ia berhasil meraih juara 3 pada bidang Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), sebuah pencapaian yang membanggakan baik bagi dirinya pribadi maupun bagi komunitasnya di Kabupaten Belu dan NTT pada umumnya.
Prestasi yang diraih Cetrin menjadi bukti nyata bahwa semangat belajar dan dukungan yang tepat dapat membuka jalan bagi pelajar dari daerah manapun untuk bersinar di tingkat nasional. Tidak hanya berhasil meraih juara, Cetrin juga aktif memanfaatkan berbagai kesempatan yang ada di festival tersebut untuk mengembangkan dirinya secara menyeluruh.
Salah satu momen yang paling berkesan baginya selama mengikuti festival adalah sesi workshop yang dirancang untuk membangun karakter dan kreativitas para peserta. Workshop ini menjadi pengalaman yang sangat berharga bagi Cetrin, karena selain memperdalam pengetahuan akademik, ia juga mendapatkan pelatihan soft skills yang sangat penting untuk perkembangan dirinya sebagai seorang pelajar dan calon pemimpin masa depan.
Cetrin menyampaikan bahwa kegiatan pengembangan diri seperti workshop tersebut mampu membuka wawasan dan meningkatkan rasa percaya dirinya. Bagi seorang pelajar yang datang dari latar belakang daerah terpencil, pengalaman ini sangat berarti karena membantu membentuk karakter yang tangguh dan kreatif dalam menghadapi berbagai tantangan.
Lebih dari sekadar ajang kompetisi, Festival Sains Nasional 2025 menjadi platform yang memberikan ruang bagi para pelajar untuk saling bertukar ide, belajar dari sesama peserta, serta menggali potensi diri secara lebih optimal. Bagi Cetrin, kesempatan ini menjadi salah satu titik awal perjalanan panjangnya dalam dunia akademik dan pengembangan pribadi.
Keberhasilan Cetrin juga menjadi motivasi bagi pelajar-pelajar lain dari Nusa Tenggara Timur khususnya, bahwa dengan tekad dan kerja keras, mereka dapat mengatasi segala keterbatasan dan meraih prestasi setara dengan pelajar dari daerah lain yang lebih maju. Prestasi ini membuktikan bahwa talenta unggul dapat tumbuh dari mana saja, selama diberikan kesempatan dan dukungan yang memadai.
Dalam konteks pendidikan di Indonesia, kisah Cetrin ini menjadi salah satu contoh bagaimana pemerintah, sekolah, dan berbagai pihak dapat terus mendukung pelajar daerah agar mampu berkembang secara maksimal. Kegiatan seperti Festival Sains Nasional yang menyediakan ruang kompetisi sekaligus pengembangan diri sangat penting untuk membangun generasi muda yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki karakter dan kreativitas yang kuat.
Dukungan dari keluarga, guru, dan komunitas juga menjadi faktor penting dalam perjalanan prestasi Cetrin. Mereka memberikan dorongan moral dan fasilitas belajar yang membantu Cetrin terus maju. Hal ini menunjukkan bahwa keberhasilan seorang pelajar tidak datang dari usaha sendiri semata, melainkan juga dari kolaborasi berbagai pihak yang peduli terhadap pendidikan.
Ke depan, Cetrin berharap dapat terus mengembangkan potensi dirinya dan menginspirasi lebih banyak pelajar di daerahnya untuk berani bermimpi dan berusaha keras mencapai cita-cita. Prestasi yang telah diraih menjadi batu loncatan bagi perjalanan akademiknya, serta motivasi untuk terus berkontribusi bagi kemajuan daerah dan bangsa.
Cerita perjalanan Cetrin Wodo menjadi cermin positif bagi pendidikan di Indonesia, khususnya bagi daerah-daerah yang masih menghadapi berbagai kendala. Dengan adanya kegiatan seperti Festival Sains Nasional, diharapkan semakin banyak pelajar berbakat dari berbagai penjuru tanah air dapat menorehkan prestasi dan mengembangkan diri mereka secara menyeluruh.
Melalui kisah ini, kita diingatkan bahwa pendidikan adalah kunci utama untuk membuka pintu kesempatan dan masa depan yang lebih baik. Semangat belajar dan pengembangan diri seperti yang dicontohkan oleh Cetrin patut diapresiasi dan menjadi inspirasi bagi seluruh pelajar di Indonesia.