Freeport

Sephia Chrisila Jangkup: Dokter Perempuan Amungme Pertama Berkat Beasiswa PT Freeport Indonesia

Sephia Chrisila Jangkup: Dokter Perempuan Amungme Pertama Berkat Beasiswa PT Freeport Indonesia
Sephia Chrisila Jangkup: Dokter Perempuan Amungme Pertama Berkat Beasiswa PT Freeport Indonesia

JAKARTA - Sephia Chrisila Jangkup akan mencatat sejarah baru sebagai dokter perempuan pertama dari suku Amungme-Kamoro, Kabupaten Mimika. Pada 10 Januari 2025 mendatang, ia akan dikukuhkan resmi sebagai dokter setelah menyelesaikan pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia (UKI). Keberhasilan ini bukan hanya kebanggaan bagi keluarganya tetapi juga bagi komunitasnya yang selama ini telah memberikan dukungan penuh.

Oktovian Jangkup, ayah dari Sephia, menyatakan rasa haru dan bangganya atas prestasi putrinya. “Saya sungguh terharu dan hampir tidak percaya bahwa anak saya, Sephia, akan segera menjadi dokter. Terima kasih banyak kepada PT Freeport Indonesia - YPMK dan Yayasan Binterbusi yang selalu setia mendampingi anak kami selama masa studinya,” ujarnya pada Selasa, 7 Januari 2025.

Dukungan yang diterima Sephia tidak hanya datang dari pihak keluarga, tetapi juga dari berbagai pihak termasuk PT Freeport Indonesia. Oktovian percaya bahwa semua pencapaian ini terjadi karena kemurahan Tuhan. “Itu semua karena kemurahan Tuhan Yesus. Terima kasih juga kepada tim pendidikan yang selalu siap membantu Sephia. Biarlah Tuhan yang akan membalas semua kebaikan mereka,” tambahnya.

Claus Wamafma, Direktur & EVP Sustainable Development PT Freeport Indonesia, juga menyampaikan apresiasinya dalam sesi sharing dengan peserta pelatihan media online bersama AWP, Selasa (26/03/2024). "Kehadiran dokter asal Amungme ini adalah kado tahun baru untuk masyarakat asli Amungme-Kamoro. Ini adalah buah dari kerja keras dan kerjasama antara PT Freeport Indonesia, Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme Kamoro (YPMAK), dan mitra pemerintah daerah," jelasnya pada Rabu, 8 Januari 2025.

Oktovian berharap putrinya dapat menginspirasi anak-anak suku Amungme-Kamoro lainnya untuk mengikuti jejak Sephia. "Jurusan kedokteran sangat dibutuhkan di daerah kami, Mimika. Selain itu, pendidikan dalam bidang guru dan pertambangan juga sangat penting," katanya. Oktovian berharap Sephia dapat kembali ke Mimika setelah dikukuhkan sebagai dokter dan melayani masyarakat setempat, khususnya suku Amungme-Kamoro. "Saya punya harapan besar Sephia setelah dikukuhkan bisa kembali ke sini, mengabdi kepada masyarakat Papua secara luas," tandasnya.

Dukungan dari PT Freeport Indonesia dan Yayasan Binterbusi menjadi contoh nyata bagaimana kemitraan antara perusahaan, yayasan, dan pemerintah daerah dapat menghasilkan dampak yang signifikan bagi pengembangan sumber daya manusia di Papua. Saat memberikan konfirmasi, Claus Wamafma mengungkapkan keyakinannya bahwa kontribusi dokter-dokter dari suku Amungme-Kamoro seperti Sephia akan semakin meningkatkan kesehatan dan kemajuan di Mimika dan Papua secara keseluruhan. "Saya percaya ratusan dokter dari anak Amungme-Kamoro akan hadir untuk Mimika dan Papua yang lebih maju dan sehat," tutupnya.

Tidak dapat disangkal, kisah Sephia ini merupakan contoh inspiratif bagi generasi muda di Papua yang ingin mengejar pendidikan tinggi dan memberikan kontribusi kembali kepada komunitas mereka. Dengan dukungan pendidikan dan peluang, anak-anak dari daerah ini dapat mencapai prestasi tinggi dan membantu membangun masa depan yang lebih baik. Peran serta dari PT Freeport Indonesia dan mitra lainnya sangatlah penting dalam menciptakan akses dan kesempatan tersebut.

Di tengah persoalan terbatasnya layanan kesehatan di daerah terpencil seperti Mimika, hadirnya dokter-dokter lokal yang paham akan budaya dan kebutuhan setempat sangatlah penting. Harapan besar tertumpu kepada Sephia dan dokter-dokter lainnya untuk mengisi kekosongan ini dan memberikan layanan kesehatan yang memadai bagi masyarakat di Papua.

Mari kita berharap lebih banyak anak Amungme-Kamoro dapat mengikuti jejak Sephia, didukung oleh lebih banyak pihak yang peduli, guna membangun wilayah Papua yang lebih sejahtera dan berdaya. Keberhasilan ini hanyalah awal dari perubahan besar yang dapat membawa kebaikan tak terhingga bagi suku Amungme-Kamoro dan seluruh masyarakat Papua. Pada hari bersejarah ini, bukan hanya Sephia yang akan berdiri dengan bangga di hadapan dosen dan keluarganya, tetapi juga seluruh komunitas yang berdoa dan mendukung setiap langkahnya. Jangan lewatkan momen istimewa ini, 10 Januari 2025, ketika saksi sejarah akan menjadi bagian dari langkah besar menuju masa depan yang lebih cerah.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index