JAKARTA – Dalam langkah penting menuju penguatan hubungan industrial yang harmonis dan berlandaskan nilai-nilai Pancasila, Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia, Yassierli, hadir dalam acara pengukuhan pengurus Serikat Pekerja Pertamina SPPSI Jakarta periode 2024-2027. Acara tersebut berlangsung di Grha Pertamina, Jakarta, yang juga dihadiri oleh Direktur Utama Pertamina, Simon Aloysius Mantiri.

Kehadiran Menteri Yassierli pada Selasa pagi ini menjadi simbol penting bagi komitmen pemerintah dalam mendukung kerjasama yang baik antara perusahaan dan pekerja. Pertamina, sebagai salah satu BUMN terbesar di Indonesia, dinilai memiliki peran krusial dalam menjaga kestabilan ekonomi dan kestabilan hubungan industrial di sektor energi.

Dalam sambutannya, Menteri Yassierli menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada PT Pertamina (Persero) atas dedikasinya dalam membangun hubungan industrial yang kondusif. "Saya mengapresiasi komitmen Pertamina dalam mewujudkan hubungan industrial yang selaras dengan nilai-nilai Pancasila," ujarnya. Menurutnya, hubungan yang harmonis antara pekerja dan perusahaan adalah kunci untuk mencapai kinerja optimal dan mewujudkan kesejahteraan bersama.

Lebih lanjut, Yassierli menekankan pentingnya dialog antara serikat pekerja dan manajemen dalam menciptakan lingkungan kerja yang efektif dan produktif. "Keterbukaan dan dialog konstruktif antara manajemen dan serikat pekerja adalah pondasi bagi terciptanya hubungan kerja yang saling menguntungkan," tambahnya.

Sementara itu, Direktur Utama Pertamina, Simon Aloysius Mantiri, juga memberikan pandangannya mengenai pentingnya kolaborasi yang baik antara manajemen dan serikat pekerja. "Pertamina berkomitmen untuk terus memperkuat kerjasama dengan serikat pekerja demi kebaikan bersama," ungkapnya. Simon Mantiri juga menegaskan bahwa Pertamina akan terus memfasilitasi dialog-dialog terbuka dalam rangka meningkatkan kualitas hubungan kerja.

Acara pengukuhan ini menjadi momentum untuk mempertegas komitmen pemerintah dan perusahaan terhadap peningkatan kesejahteraan pekerja dan penciptaan lingkungan kerja yang nyaman dan produktif. Langkah ini sejalan dengan visi Pertamina untuk menjadi perusahaan energi nasional yang mampu bersaing di tingkat global dengan tetap mengutamakan nilai-nilai lokal.

Pengukuhan pengurus Serikat Pekerja Pertamina Jakarta periode 2024-2027 ini juga diharapkan dapat menjadi trigger bagi terciptanya kebijakan-kebijakan yang lebih inklusif dan responsif terhadap aspirasi pekerja. Dalam konteks ini, Menteri Yassierli berpesan agar para pengurus yang baru dapat menjalankan tugasnya dengan penuh tanggung jawab dan integritas tinggi. "Saya berharap pengurus yang dilantik hari ini dapat bekerja dengan profesional untuk memperjuangkan hak-hak pekerja serta menjembatani komunikasi yang produktif dengan perusahaan," tambahnya.

Di sisi lain, salah satu pengurus baru yang dilantik mengungkapkan harapannya kepada manajemen Pertamina. "Kami berharap dapat terus bekerja sama dengan manajemen dalam menciptakan kebijakan-kebijakan yang adil dan memperhatikan kesejahteraan pekerja," ujar salah satu pengurus baru yang tidak ingin disebutkan namanya.

Selain acara pengukuhan, kegiatan ini juga diisi dengan diskusi interaktif mengenai isu-isu ketenagakerjaan yang aktual. Pembahasan antara lain menyoroti pentingnya peningkatan keterampilan pekerja melalui pelatihan dan pendidikan, serta perlindungan hak-hak ketenagakerjaan di era digitalisasi industri yang sedang berkembang pesat. Hal ini sejalan dengan salah satu program prioritas Kementerian Ketenagakerjaan untuk membangun sumber daya manusia yang unggul.

Acara ini diakhiri dengan sesi foto bersama dan penyerahan secara simbolis sertifikat pengukuhan kepada pengurus baru. Momentum ini menjadi penanda awal dari perjalanan baru bagi Serikat Pekerja Pertamina Jakarta dalam mewujudkan visi dan misinya.

Dengan terselenggaranya acara ini, diharapkan bahwa hubungan industrial di Pertamina semakin kokoh dan dapat menjadi contoh bagi perusahaan lain. Kementerian Ketenagakerjaan terus berkomitmen untuk menjembatani kepentingan pekerja dan pengusaha dalam kerangka hukum perburuhan yang berlaku, serta memastikan hak dan kewajiban kedua belah pihak terpenuhi secara proporsional.

Hal tersebut sesuai dengan arahan Presiden RI yang menginginkan adanya reformasi di bidang ketenagakerjaan guna menghadapi tantangan globalisasi dan kebutuhan tenaga kerja yang semakin kompleks. Maka, melalui berbagai program dan kebijakan, pemerintah terus berusaha meningkatkan daya saing tenaga kerja Indonesia agar mampu berkompetisi di tingkat internasional.

Dengan upaya kolektif dari seluruh pemangku kepentingan, diharapkan bahwa dunia ketenagakerjaan di Indonesia dapat terus mengalami kemajuan dan memberikan kontribusi signifikan bagi pembangunan ekonomi nasional. Inisiatif seperti pengukuhan pengurus serikat pekerja di Pertamina tentunya diharap dapat menggugah semangat perubahan ke arah yang lebih baik.