Garuda Indonesia

DPRK Banda Aceh Ajukan Usulan Penurunan Harga Tiket Garuda Indonesia, Dorong Pertumbuhan Wisata Lokal

DPRK Banda Aceh Ajukan Usulan Penurunan Harga Tiket Garuda Indonesia, Dorong Pertumbuhan Wisata Lokal
DPRK Banda Aceh Ajukan Usulan Penurunan Harga Tiket Garuda Indonesia, Dorong Pertumbuhan Wisata Lokal

Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Kota (DPRK) Banda Aceh, Irwansyah ST, mengusulkan penurunan harga tiket penerbangan kepada pihak PT Garuda Indonesia dalam upaya meningkatkan aksesibilitas transportasi udara bagi masyarakat Aceh. Usulan ini bukan hanya soal mitigasi biaya perjalanan, tetapi juga sebagai respons terhadap kontribusi historis Aceh dalam bidang penerbangan nasional. Di masa lalu, masyarakat Aceh dikenal dengan dukungannya yang signifikan melalui sumbangan 20 kilogram emas kepada pemerintah Indonesia pada tahun 1948, yang digunakan untuk membeli pesawat Dakota C-47. Pesawat ini kemudian menjadi bagian penting dari transportasi kenegaraan pada era Presiden Soekarno.

"Atas jasa besar ini, Garuda bisa menimbang kontribusi rakyat Aceh untuk hari ini agar dapat memberi kemudahan terhadap harga tiket yang digunakan untuk jasa penerbangan dengan pelayanannya sangat baik," ujar Irwansyah dalam pertemuan dengan General Manager PT Garuda Indonesia, Nano Setiawan, di Hotel Fhandika Boutiqe kawasan Lambung.

Irwansyah menyatakan bahwa saat ini terdapat delapan jadwal penerbangan yang beroperasi setiap harinya, namun tingkat okupansi hanya mencapai 60-70%. Ini merupakan indikator bahwa jumlah wisatawan ke Aceh belum menunjukkan peningkatan yang signifikan. Salah satu faktor yang berkontribusi adalah kurangnya kalender event wisata yang dapat menarik perhatian wisatawan, serta kondisi spot wisata yang belum sepenuhnya memenuhi standar kebersihan dan kenyamanan.

"Jumlah kunjungan wisatawan ke Banda Aceh jika meningkat akan berdampak positif pada sektor lain, seperti okupansi hotel, daya tarik kuliner khas Aceh, dan penggunaan jasa transportasi lokal. Ini juga akan membuka peluang lebih besar bagi produk-produk UMKM Aceh untuk berkembang, yang pada akhirnya menggerakkan roda perekonomian lokal," tambah Irwansyah.

Menyikapi hal ini, politisi dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tersebut mengemukakan bahwa akses harga tiket yang lebih terjangkau akan menjadi katalis bagi pertumbuhan investasi di Aceh. "Untuk menjangkau ini perlu kolaborasi lintas sektor, agar iklim investasi-ekonomi dapat tumbuh di Aceh," kata Irwansyah mengakhiri pernyataannya.

Sementara itu, General Manager PT Garuda Indonesia, Nano Setiawan, menyambut baik masukan yang disampaikan oleh DPRK Banda Aceh. Nano menegaskan bahwa pihaknya terus berupaya menyediakan pelayanan yang sebaik mungkin bagi pelanggan, termasuk masyarakat Aceh yang rutin menggunakan jasa penerbangan untuk keperluan haji, wisata, dan destinasi lainnya. Namun, Nano juga menekankan bahwa keputusan terkait harga tiket sepenuhnya berada di tangan pemerintah, khususnya Kementerian Perhubungan. "Soal harga tiket, koordinasi dan keputusan ada di Kementerian, kita hanya menjalankan kebijakan, namun kita tetap mengupayakan kemudahan dan pelayanan yang optimal bagi pelanggan," jelas Nano.

Dengan kolaborasi antara pemerintah daerah, maskapai, dan sektor swasta, diharapkan Aceh dapat memanfaatkan potensi penuh dari sektor pariwisata, sekaligus menghidupkan kembali semangat kontribusi yang pernah diberikan kepada bangsa di masa lampau. Upaya ini akan membutuhkan kerja sama dan inovasi agar Aceh tidak hanya dikenal dengan kekayaan sejarah dan budayanya, tetapi juga sebagai destinasi wisata yang menarik bagi pengunjung domestik maupun mancanegara.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index