Listrik

Tak Pernah Padam, Begini Pasokan Listrik yang Menyokong Masjidil Haram di Makkah

Tak Pernah Padam, Begini Pasokan Listrik yang Menyokong Masjidil Haram di Makkah
Tak Pernah Padam, Begini Pasokan Listrik yang Menyokong Masjidil Haram di Makkah

Masjidil Haram di Makkah, yang dikenal sebagai salah satu tempat ibadah paling penting bagi umat Islam di seluruh dunia, selalu terjaga cahayanya. Tidak peduli waktu atau situasi, masjid yang menjadi lokasi Ka'bah ini tidak pernah kekurangan listrik, meskipun jumlah jemaah yang hadir dapat mencapai jutaan setiap tahunnya. Lalu, dari mana sebenarnya pasokan listrik yang terus mengalir ke Masjidil Haram ini?

Sumber Pasokan Listrik Utama dan Cadangan Masjidil Haram

Masjidil Haram memiliki 11 sumber pasokan listrik utama yang dirancang untuk memastikan kelancaran distribusi energi di seluruh kompleks masjid. Menariknya, dalam lebih dari empat dekade terakhir, Masjidil Haram tidak pernah membutuhkan pasokan dari stasiun cadangan eksternal, berkat kecanggihan sistem pasokan listriknya. Keandalan pasokan listrik ini menjadi salah satu faktor yang menjaga kenyamanan jemaah yang datang dari berbagai penjuru dunia, baik untuk menunaikan ibadah haji, umrah, atau sekadar berkunjung.

Ghazi Al Shahrani, CEO Otoritas Umum untuk Perawatan Dua Masjid Suci, dalam sebuah forum haji yang diadakan di Jeddah baru-baru ini, menjelaskan tentang keistimewaan Masjidil Haram terkait pengelolaan energi. "Masjidil Haram adalah fasilitas terbesar di dunia, yang paling aktif sepanjang waktu, dan paling banyak dikunjungi oleh umat Islam. Oleh karena itu, isu keberlanjutan dalam hal pasokan energi menjadi sangat penting bagi kami," ungkap Al Shahrani, seperti dikutip dari Gulf News.

Teknologi Canggih untuk Menjaga Keberlanjutan Energi

Dalam upayanya untuk memastikan pasokan energi yang terus-menerus dan efisien, Otoritas Umum untuk Perawatan Dua Masjid Suci bekerja sama dengan berbagai mitra untuk mengimplementasikan aplikasi manajemen fasilitas pintar. Aplikasi ini mengandalkan sensor berteknologi tinggi yang dapat mengawasi dan mengelola konsumsi energi secara lebih efisien. Teknologi ini membantu mengoptimalkan penggunaan sumber daya energi, sehingga dapat menjaga kualitas layanan bagi jutaan pengunjung yang datang setiap tahunnya.

Selain itu, upaya untuk mendukung keberlanjutan Masjidil Haram juga mencakup implementasi konsep "akses komprehensif." Konsep ini bertujuan untuk mempermudah akses bagi penyandang disabilitas, agar mereka bisa menikmati kenyamanan dan fasilitas yang ada di masjid suci tersebut tanpa hambatan. Dengan berbagai inovasi ini, Otoritas Umum berharap dapat terus menyediakan layanan terbaik bagi jemaah haji dan umrah, sambil tetap menjaga kelestarian dan keberlanjutan lingkungan.

Kenaikan Jumlah Jemaah dan Tantangan Pengelolaan

Masjidil Haram adalah pusat ibadah utama bagi umat Islam di seluruh dunia. Setiap tahun, puluhan juta umat Islam melakukan perjalanan haji dan umrah ke tempat ini untuk menunaikan ibadah wajib maupun sunnah. Data yang disampaikan oleh Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi, Tawfiq al-Rabiah, menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan dalam jumlah jemaah yang melakukan haji dan umrah pada tahun 2024. Sebanyak lebih dari 18,5 juta umat Islam melaksanakan haji dan umrah pada tahun tersebut, sebuah angka yang mencerminkan betapa pentingnya Masjidil Haram bagi umat Islam.

Selain itu, Menteri Tawfiq juga mencatat peningkatan signifikan jumlah pengunjung Raudhah di Masjid Nabawi, Madinah. Pada tahun 2022, jumlah pengunjung Raudhah tercatat sekitar 4 juta orang, namun angka tersebut melonjak lebih dari tiga kali lipat menjadi lebih dari 13 juta pada tahun 2024. Hal ini menunjukkan betapa pesatnya peningkatan jumlah umat Islam yang berkunjung ke kedua masjid suci ini, yang pada gilirannya memunculkan tantangan besar dalam hal pengelolaan fasilitas, termasuk pasokan energi dan kelistrikan.

Keberlanjutan Energi Menjadi Prioritas Utama

Salah satu tantangan besar yang dihadapi oleh otoritas pengelola Masjidil Haram adalah memastikan keberlanjutan pasokan energi yang memadai, mengingat kompleksitas dan besarnya kebutuhan energi yang harus dipenuhi untuk mendukung aktivitas di masjid tersebut. Dengan jumlah jemaah yang terus meningkat, serta adanya berbagai fasilitas dan teknologi yang semakin canggih, kebutuhan energi pun terus berkembang.

Namun, berkat pengelolaan yang efisien dan penggunaan teknologi mutakhir, Masjidil Haram mampu mempertahankan kualitas dan keberlanjutan pasokan listrik, yang sangat vital bagi kelancaran ibadah para jemaah. Dengan adanya 11 sumber pasokan listrik utama dan sistem cadangan yang handal, masalah pemadaman listrik yang sering terjadi di tempat lain tidak pernah menjadi kendala di Masjidil Haram.

Teknologi dan Inovasi untuk Masa Depan

Sistem kelistrikan di Masjidil Haram tidak hanya mengandalkan sumber pasokan tradisional, namun juga mengintegrasikan berbagai teknologi modern untuk mendukung operasional sehari-hari. Penerapan manajemen fasilitas pintar, yang memanfaatkan sensor untuk memonitor konsumsi energi secara real-time, menjadi salah satu contoh bagaimana teknologi dapat mendukung pengelolaan sumber daya dengan lebih efisien.

Selain itu, penggunaan energi terbarukan juga dipertimbangkan untuk mengurangi ketergantungan pada sumber energi fosil. Inovasi semacam ini diharapkan dapat menciptakan sistem energi yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan, selaras dengan upaya global untuk mengurangi dampak perubahan iklim.

Masjidil Haram sebagai Model Keberlanjutan

Masjidil Haram tidak hanya menjadi pusat ibadah, tetapi juga menjadi model dalam pengelolaan keberlanjutan energi di tempat-tempat ibadah besar dunia. Dengan teknologi canggih, sistem cadangan yang handal, dan upaya keberlanjutan yang terus-menerus, masjid ini dapat terus melayani jutaan jemaah tanpa hambatan, menjaga agar cahaya Ka'bah tetap bersinar terang bagi umat Islam di seluruh dunia.

Melalui langkah-langkah ini, Masjidil Haram tidak hanya memenuhi kebutuhan energi jangka pendek, tetapi juga mempersiapkan diri untuk menghadapi tantangan energi di masa depan. Sebagai tempat yang sangat penting dalam kehidupan umat Islam, keberlanjutan dan efisiensi menjadi aspek yang tak terpisahkan dari pengelolaan masjid suci ini.

Masjidil Haram di Makkah, dengan segala kompleksitas dan fasilitasnya, selalu menjadi simbol keberlanjutan dan kemajuan teknologi dalam mendukung ibadah umat Islam. Dengan 11 sumber pasokan listrik utama, teknologi pintar, dan upaya untuk menciptakan akses yang lebih mudah bagi penyandang disabilitas, masjid ini terus menjadi contoh dalam pengelolaan tempat ibadah terbesar di dunia. Meskipun jumlah jemaah terus meningkat, Masjidil Haram tetap menjaga cahayanya tanpa pernah padam, berkat inovasi dan keberlanjutan dalam sistem energi yang ada.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index