JAKARTA - Pemerintah Indonesia dihadapkan pada pilihan strategis yang mendesak untuk memastikan keberlanjutan dan daya saing sektor industri di tengah ketidakpastian ekonomi global. Kebijakan harga gas bumi tertentu (HGBT), yang selama ini telah menjadi sandaran bagi berbagai sektor industri utama, perlu segera dilanjutkan dan diperluas penerimanya untuk tahun ini, agar guncangan ekonomi dapat diminimalisir.
Sektor industri, termasuk petrokimia, oleokimia, pupuk, dan keramik, sangat bergantung pada kebijakan HGBT agar tetap kompetitif dan mampu bertahan di pasar yang kian kompetitif. Tidak adanya perpanjangan kebijakan ini dapat mengakibatkan dampak ekonomi yang signifikan, termasuk penurunan produktivitas industri dan potensi kenaikan harga produk yang dihasilkan, yang pada akhirnya akan membebani konsumen.
Tauhid Ahmad, ekonom senior dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef), menegaskan bahwa keberlanjutan kebijakan ini sangat penting untuk stabilitas sektor industri. Ketika diwawancara oleh Investor Daily pada Minggu, 19 Januari 2025, Tauhid menyatakan, "Perlu perpanjang [HGBT], cuma dipilih mana yang sangat fundamental membutuhkan. Dievaluasi begitu, apakah kemungkinan bisa lebih luas." Pernyataan ini menyoroti betapa krusialnya evaluasi mendalam dalam menentukan prioritas industri yang benar-benar memerlukan dukungan dari kebijakan ini.
Pentingnya Kebijakan HGBT dalam Menunjang Daya Saing Industri
Selama beberapa tahun terakhir, kebijakan HGBT telah memainkan peranan penting dalam menjaga biaya produksi tetap rendah, khususnya bagi sektor industri yang padat energi. Tanpa adanya subsidi atau harga gas yang kompetitif, industri dalam negeri akan menghadapi tantangan besar bersaing dengan produk-produk impor, yang seringkali lebih murah karena biaya produksi yang lebih rendah di negara asalnya.
Sektor Petrokimia dan Oleokimia:
Kedua sektor ini memerlukan dukungan harga gas yang stabil untuk mengolah bahan baku menjadi produk bernilai tinggi. Ketidakstabilan harga gas dapat menyebabkan fluktuasi biaya produksi, mengurangi margin keuntungan, serta menghambat investasi baru dalam penambahan kapasitas produksi.
Industri Pupuk:
Dengan populasi global yang terus bertambah, kebutuhan pupuk untuk meningkatkan hasil pertanian tetap tinggi. Harga gas yang kompetitif menjadi kunci dalam produksi pupuk untuk memastikan harga pasar tetap terjangkau bagi petani, yang akan berdampak langsung pada ketahanan pangan nasional.
Industri Keramik:
Keramik membutuhkan suhu pemanasan yang tinggi dan konsisten, menjadikan gas sebagai komponen vital dalam proses produksinya. Harga gas yang terjangkau memastikan industri ini dapat menghasilkan produk dengan beragam inovasi tanpa harus menaikkan harga jual yang akan menekan daya beli konsumen.
Evaluasi dan Perluasan Penerima Kebijakan
Dalam konteks kebutuhan industri yang berbeda-beda, evaluasi komprehensif menjadi sangat penting. Pemerintah perlu mengkaji sektor-sektor mana yang paling memerlukan dukungan ini dan bagaimana kebijakan ini bisa dirasakan manfaatnya oleh lebih banyak penerima tanpa mengorbankan anggaran negara yang tersedia.
Peluang untuk memperluas cakupan penerima HGBT bisa juga menjadi strategi untuk menciptakan pemerataan ekonomi. Sektor-sektor industri kecil dan menengah, yang mungkin belum menikmati fasilitas ini, diharapkan dapat lebih berdaya saing bila diberikan akses yang sama terhadap harga gas yang lebih murah.
Strategi Pemerintah dalam Menghadapi Tantangan Energi
Dalam menghadapi tantangan energi yang kian kompleks, pemerintah juga perlu merumuskan strategi jangka panjang, termasuk diversifikasi sumber energi dan peningkatan efisiensi penggunaan energi di sektor industri. Transformasi menuju energi terbarukan bisa menjadi salah satu alternatif untuk memastikan kelestarian lingkungan sembari mendukung keberlanjutan ekonomi.
Namun, dalam jangka pendek, memastikan akses terhadap gas murah yang berkelanjutan tetap menjadi prioritas. Koordinasi lintas departeman, dari kementerian energi hingga kementerian perindustrian, diharapkan dapat menghasilkan kebijakan yang tidak hanya menguntungkan sektor industri tetapi juga ekonomi keseluruhan.
Masa depan industri Indonesia sangat bergantung pada kebijakan pemerintah dalam pengelolaan sumber daya energi. Perpanjangan dan perluasan penerima kebijakan HGBT adalah langkah kritis yang harus segera diambil untuk menjamin keberlanjutan dan daya saing industri dalam negeri. Dengan keputusan yang tepat, bukan hanya stabilitas industri yang akan terjamin, tetapi juga pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
"Langkah yang tepat dalam mengelola sumber daya energi akan membawa manfaat yang luar biasa bagi semua pihak," tambah Tauhid Ahmad. Pemerintah diharapkan mampu menghadirkan kebijakan yang seimbang antara kebutuhan industri dan keberlanjutan energi di masa depan.