PT PLN Unit Induk Sulawesi resmi mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) di Luwuk, Banggai, Sulawesi Tengah. Pembangkit yang menggunakan gas alam ini diharapkan dapat mengurangi emisi karbon hingga 75.000 ton CO2 per tahun, mengukuhkan komitmen PLN terhadap usaha menciptakan energi yang lebih ramah lingkungan. Pembukaan PLTMG ini berlangsung pada Jumat, 10 Januari 2025, dengan kehadiran sejumlah petinggi PLN dan pejabat daerah.
Pembangkit listrik ini tidak hanya menawarkan kapasitas 40 MW energi, tetapi juga memberikan kepastian energi yang stabil di wilayah Sulawesi Tengah. PLTMG Luwuk ini berperan strategis dalam memenuhi kebutuhan energi domestik, sekaligus memperkuat keandalan pasokan listrik di kawasan ini. "Penyelesaian proyek PLTMG Luwuk ditandai dengan terbitnya Sertifikat Laik Operasi (SLO) pada 30 Desember lalu. Kami bersyukur dan bangga dapat menyelesaikan proyek ini," ujar Pelaksana Harian General Manager PLN UIP Sulawesi, Budi Ari Wibowo.
Utilisasi gas alam di PLTMG ini merupakan pilihan utama yang lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan bahan bakar minyak. "Sumber gas alam di Banggai cukup besar, dan untuk PLTMG ini, pengelolaan gasnya dilakukan oleh Pertamina yang kemudian disuplai ke PLN. Walau pembangkit ini tidak termasuk dalam kategori energi baru terbarukan, namun penggunaan gas ini lebih ramah lingkungan," tambah Budi.
Banggai sendiri telah dikenal sebagai wilayah yang kaya akan potensi gas alam. Temuan baru dari Pertamina EP di sumur gas Julang Emas menjadi salah satu harapan pengembangan potensi energi lebih lanjut di daerah ini. Jarak hanya sekitar 7 kilometer dari PLTMG ke sumber gas lokal menegaskan signifikan nya swasembada energi ini.
Direktur Manajemen Proyek dan Energi Baru Terbarukan PLN, Wiluyo Kusdwiharto, menyatakan bahwa proyek ini adalah langkah signifikan dalam memastikan pasokan energi yang andal dan berkelanjutan. "Kehadiran infrastruktur ini akan meningkatkan keandalan pasokan listrik PLN dan mampu menyuplai kebutuhan listrik lebih dari 30.000 rumah serta industri sebesar 30 MW di wilayah ini," katanya.
Sebagai bagian dari upaya mengurangi emisi karbon dan meningkatkan bauran energi gas, PT PLN terus mendorong pengoperasian pembangkit yang ramah lingkungan. Direktur Utama PLN Enjiniring, Chairani Rachmatullah, menjelaskan, "Pembangkit ini bukan hanya akan meningkatkan bauran energi gas, tetapi juga diproyeksikan dapat mengurangi emisi karbon hingga 75.000 ton CO2 per tahun."
Selain PLTMG Luwuk, PLN juga telah menyelesaikan pembangunan tiga infrastruktur kelistrikan lainnya di wilayah Sulawesi Tengah. Tiga infrastruktur tersebut adalah Gardu Induk 150 kilovolt (kV) Luwuk, Gardu Induk 150 kV Batui (PLTMG), dan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kV PLTMG Luwuk (Batui). Dengan selesainya proyek-proyek ini, daya pasok sistem kelistrikan Sulawesi Tengah saat ini mencapai 369 MW dengan cadangan daya sebesar 33 MW dari beban puncak 336 MW.
Melalui pengembangan infrastruktur ini, PLN berharap dapat memberikan energi yang lebih efisien, ramah lingkungan, dan terjangkau ke pelanggan di seluruh wilayah Indonesia. Langkah ini juga sejalan dengan misi PLN mendukung transisi energi yang berkelanjutan dan menurunkan emisi gas rumah kaca.
Penting untuk dicatat bahwa proyek ini juga mencerminkan dukungan dan kerjasama kuat antara PLN dan pemerintah daerah, serta lembaga lainnya dalam menyediakan akses energi yang lebih bersih dan berkelanjutan. Hal ini semakin memperkuat posisi Indonesia dalam peta energi dunia, khususnya dalam pemanfaatan gas alam sebagai sumber energi alternatif yang lebih hijau.
Dengan terus berkembangnya teknologi dan inovasi dalam sektor energi, PLN berharap dapat terus memenuhi kebutuhan listrik masyarakat dengan cara yang lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan dan mendukung kesejahteraan masyarakat sekitar. Langkah ini menjadi bagian dari upaya visi Indonesia hijau menuju masa depan energi yang lebih cerah dan berkelanjutan.